Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

 

Daratan Pulau Papua di Indonesia, yang mencakup Provinsi Papua dan Papua Barat, memiliki luas 41.38 juta hektare. Hasil analisis FWI pada tahun 2018, daratan Papua memiliki luas tutupan hutan alam sebesar 33.4 juta hektare, atau sekitar 80.71 % dari total luas daratannya. Sekitar 6,4 juta hektare daratan di Pulau Papua telah didistribusikan kuasa pengelolaan hutannya oleh pemerintah kepada 43 perusahaan HPH dan HTI, yang tergabung dalam 24 grup, dan ada dan ada 3 perusahaan lain yang belum teridentifikasi masuk ke grup tertentu. Berdasarkan analisis spasial, ada sekitar 6 grup perusahaan dengan penguasaan lahan berkisar antara 6-10% dari total luas izin (6,4 juta hektare) yang diberikan yaitu : KLI Group (632 ribu hektare / 10%), RGM Group (549 ribu hektare/ 8%), Sinar Wijaya (547 ribu hektare/ 8%), Alamindo Grup (460 ribu hektare / 7%), Korindo Group (417 ribu hektare / 6%), dan Masindo Group (406 ribu hektare / 6%). Perusahaan dengan penguasaan lahan terluas di papua diatas, mayoritas pemiliknya merupakan nama-nama yang sudah tidak asing lagi di dunia industry ekstraksi hutan dan lahan di Indonesia. Seperti halnya KLI Group yang dimiliki oleh Keluarga Sutanto, RGM Group yang dimiliki Sukanto Tanoto, Sinar Wiajaya Group (Sapto Joyo Wijoyo), Alamindo Group (Darius Audryc dan Juan Mulia), Korindo Group (Robert Seung), dan Masindo Group (Mr. Wong / Paulus George Hung / Ting Ting Hung). Satu nama yang mungkin asing dan belum kami ketahui profilnya yaitu pemilik Alamindo Group, Darius Audryc dan Juan Mulia. Karena nama-nama yang terdaftar sebagai pemilik saham mayoritas perusahaan terkadang hanya merupakan “boneka” para bos besar yang berfungsi sebagai pengecoh pengelakan pajak (tax evasion) dan penghindaran pajak (tax avoidance).

Penerbit :
Tahun Terbit :
2020
ISBN/ISSN :
Penulis :
Topik :
Penerbit :
Tahun Terbit :
2020
ISBN/ISSN :
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

related Publication

Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2025-2045
Proyeksi Peningkatan Pendapatan KTH Melalui Kegiatan Kemitraan Konservasi Di Desa Mekarjaya dan Cipeuteuy, Sukabumi.
Model Agroforestri Komunitas Masyarakat di Sekitar Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS)
NASIB HUTAN INDONESIA DI UJUNG TANDUK

Comment :

Rating:
4/5

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Get the news all the time. Delivered to your inbox!

Copyright © FWI-2024 | All Rights Reserved