Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

 

Silang sengkarut dalam pemanfaatan hutan dan lahan di Indonesia merupakan sebuah potret dari kelemahan tata kelola kepemerintahan pada sektor hutan dan lahan. Situasi inipun turut urun pada kerusakan hutan alam yang masih tinggi. Dan tidak hanya persoalan kerusakan hutan, konflik tenurial pun menjadi ekses dari distribusi atas manfaat dan fungsi hutan yang diberikan kepada industri ekstraktif skala besar. Forest Watch Indonesia (FWI) merupakan organisasi masyarakat sipil yang memiliki visi mewujudkan sistem pengelolaan data dan informasi kehutanan di Indonesia yang terbuka menuju pengelolaan sumberdaya hutan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Dan sebagai bagian dari pada itu, FWI mengeluarkan sebuah kajian yang mengetengahkan persoalan tumpang tindih antara perizinan di sektor kehutanan, perkebunan kelapa sawit, dan pertambangan, serta wilayah masyarakat adat yang secara partisipatif telah terpetakan. Kajian tersebut dilaksanakan pada 8 provinsi yaitu: Aceh, Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Tengah. Kajian ini secara khusus hendak menunjukkan potret silang sengkarut pemanfaatan hutan dan lahan di Indonesia yang berdampak pada hilangnya tutupan hutan alam serta timbulnya konflik-konflik tenurial. Temuan penting dalam kajian tersebut menunjukkan bahwa pada periode 2013-2016 terdapat 8,9 juta hektare areal yang tumpang tindih, antara HPH (IUPHHK-HA), HTI (IUPHHK-HT), perkebunan kelapa sawit, dan pertambangan. Selain itu, ada sekitar 1.5 juta hektare wilayah adat yang juga tumpang tindih dengan konsesi-konsesi izin yang diberikan oleh Pemerintah. Dan tidak hanya itu, dalam areal yang tumpang tindih tersebut juga mengalami kehilangan hutan alam seluas 355,9 ribu hektare dan munculnya sekitar 1084 kasus konflik tenurial. Hutan alam adalah warisan untuk generasi mendatang yang terus berkurang luasannya. Hutan terancam keadaannya. Hutan sebagai penyangga kehidupan mungkin suatu saat nanti akan hanya menjadi sebuah cerita dan menjadi dongeng apabila situasi ini tidak segera menjadi perhatian bersama serta segera di cari dan dijalankannya suatu solusi yang tepat.

Penerbit :
Tahun Terbit :
2018
ISBN/ISSN :
9789799673060
Penulis :
Topik :
Penerbit :
Tahun Terbit :
2018
ISBN/ISSN :
9789799673060
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

related Publication

Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2025-2045
Proyeksi Peningkatan Pendapatan KTH Melalui Kegiatan Kemitraan Konservasi Di Desa Mekarjaya dan Cipeuteuy, Sukabumi.
Model Agroforestri Komunitas Masyarakat di Sekitar Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS)
NASIB HUTAN INDONESIA DI UJUNG TANDUK

Comment :

Rating:
4/5

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Get the news all the time. Delivered to your inbox!

Copyright © FWI-2024 | All Rights Reserved