• Home
  • E-Books
  • Panduan Penilaian Manfaat Selain Karbon Dalam Implementasi REDD+ di Indonesia
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

 

Pengendalian perubahan iklim melalui aksi mitigasi dan adaptasi merupakan tindakan yang wajib dilakukan oleh sema pihak, baik state maupun non state actors. Program Reduction Emission from Deforestation and Degradation+ (REDD+) adalah salah satu aksi mitigasi perubahan iklim yang telah diakui oleh UNFCCC. REDD+ berfokus pada upaya mitigasi perubahan iklim dengan berbagai upaya pencegahan deforestasi, pencegahan degradasi hutan, peningkatan stok karbon, pengelolaan hutan secara berkelanjutan, dan konservasi karbon hutan, dengan menerapkan intervensi yang terukur dan dapat diverifikasi. Selama ini REDD+ selalu identik dengan aksi mitigasi/pencegahan, padahal di dalamnya terkandung upaya-upaya dan aksi adaptasi/penyesuaian yang berdampingan dengan aksi mitigasi dan tidak bisa dipisahkan. Indonesia telah membangun seluruh perangkat REDD+: Strategi Nasional REDD+, Forest Reference Emission Level (FREL), Monitoring, Reporting, and Verification (MRV), Sistem Registri Nasonal PPI (SRN PPI), Sistem Informasi Pelaksanaan Safeguards (SIS) REDD+, dan instrumen pendanaan. Berangkat dari kesiapan Indonesia tersebut dan dalam rangka mendorong state dan non-state actors maka peningkatan nilai upaya mitigasi perubahan iklim harus diimbangi dan dilengkapi dengan upaya adaptasinya. Aksi adaptasi meliputi setiap upaya membangun ketahanan masyarakat terdampak terhadap pengaruh negatif perubahan iklim. Contoh penerapan adaptasi perubahan iklim yaitu: penanaman mangrove akan memberikan peluang penciptaan lapangan pekerjaan dan perbaikan ekosistem yang akan berdampak terhadap keragaman jenis dan kelimpahan biota perairan yang bernilai ekonomi, dan secara fisik tanaman mangrove dapat mencegah abrasi pantai dan intrusi air laut. Nampak bahwa tindakan adaptasi tidak hanya akan memperbaiki atau melindungi lingkungan tetapi juga akan menyediakan berbagai manfaat non-karbon, seperti peningkatan keanekaragaman hayati, produksi hasil hutan non-kayu, dan ketersediaan air bersih bagi masyarakat setempat. Pada akhirnya tindakan adaptasi dapat meningkatkan produktivitas pertanian atau menjamin ketahanan pangan, dan mampu memberikan manfaat ekonomi. Penerapan upaya adaptasi terhadap perubahan iklim secara menyeluruh akan melindungi masyarakat dari dampak negatif perubahan iklim dan memberikan manfaat berkelanjutan dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sejalan dengan upaya tersebut, salah satu langkah substantial untuk mengoptimalisasi adaptasi perubahan iklim adalah dengan menetapkan nilai manfaat selain karbon, atau Non-Carbon Benefit (NCB), melalui penyusunan Panduan Penilaian Manfaat Selain Karbon dalam Implementasi REDD+. NCB bersifat nationally defined, oleh karena itu NCB ditetapkan oleh masing-masing negara. NCB dapat mengakomodir semua manfaat selain karbon bagi upaya adaptasi perubahan iklim dengan cara membangun ketahanan ekosistem dan ketahanan masyarakat/kelompok rentan perubahan iklim yang sesuai dengan karakteristik biofisik, dan sosial ekonomi di masing-masing negara. Optimalisasi manfaat selain karbon bagi pembangunan bidang lingkungan hidup dan kehutanan, peningkatan kualitas hidup masyarakat layak menjadi prioritas dalam pengembangan mekanisme pembiayaan iklim di sektor kehutanan dan penggunaan lahan.

Penerbit :
Tahun Terbit :
2025
ISBN/ISSN :
Penulis :
Topik :
Penerbit :
Tahun Terbit :
2025
ISBN/ISSN :
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

related Publication

Indeks Investasi Hijau Perbankan Jilid II: Sektor Perbankan pada Industri Berbasis Lahan Tahun 2017-2023
ANALISIS KEBIJAKAN IBSAP 2025-2045
Robohnja Sumatera Kami
BENCANA DI BALIK TAMBANG: Resiko Banjir & Dampak Sosial-Ekonomi di Teluk Weda, Halmahera Tengah

Comment :

Rating:
4/5

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Get the news all the time. Delivered to your inbox!

Copyright © FWI-2025 | All Rights Reserved