Minyak kelapa sawit hampir tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Saat hendak sarapan, tersedia roti yang diolesi margarin atau ayam yang digoreng dengan minyak. Kemudian ada sabun dan sampo yang dipakai ketika mandi. Ada juga deterjen yang digunakan untuk mencuci pakaian kotor. Tidak ketinggalan, ada kosmetik yang dipakai ketika hendak keluar rumah. Kemudian saat listrik padam, selalu ada lilin sebagai penerangan. Semua produk tersebut menggunakan bahan baku yang berasal dari minyak kelapa sawit. Semua produk tersebut dikonsumsi oleh hampir semua orang. Palm Oil Research Institute of Malaysia atau PORIM telah mengidentifikasi beragam produk yang dapat dibuat dari minyak kelapa sawit, di antaranya bahan cat, resin, krayon, lilin, shortening, pengganti lemak cokelat, dan empat jenis lemak roti. Turunan minyak kelapa sawit dapat dibuat sabun, deterjen, sampo, margarin, bahan baku kosmetik, vitamin A, vitamin E, dan minyak goreng2. Kemudian, proses hidrogenasi dan fraksionasi olein, yaitu bagian cair dari CPO (crude palm oil) setelah proses pemisahan, menghasilkan minyak salad, minyak roti, serta minyak goreng. Sementara dari gliserolnya dapat dibuat produk pengemulsi, bahan pelengkap makanan dan pelarut organik. Dari bahan asam lemaknya bisa diciptakan sabun, pelumas timah, tinta, cairan untuk mengilatkan, deterjen, pelumas baja, kosmetik, dan biodiesel. Lebih lanjut lagi, kelak oleokimia (bahan turunan minyak kelapa sawit) akan menggantikan petrokimia (bahan turunan minyak bumi), yang berarti bahan bakar kendaraan bermotor tidak lagi menggunakan bensin atau solar dari minyak bumi, tetapi dari minyak kelapa sawit3